Integrating Marzano and Bronfenbrenner: A Dual-Perspective Study of EFL Classroom Management in Central Sulawesi

Authors

  • Siti Lailatuz Zahro UIN Datokarama Palu, Indonesia
  • Ruslin UIN Datokarama Palu, Indonesia https://orcid.org/0000-0002-1746-4261
  • Hijrah Syam UIN Datokarama Palu, Indonesia
  • Nur Asmawati UIN Datokarama Palu, Indonesia
  • Moh. Aditya Erlangga UIN Datokarama Palu, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.58194/eloquence.v4i2.2990

Keywords:

Integrating Marzano, Bronfenbrenner, Perspective Study, EFL Classroom Management

Abstract

ABSTRACT

Background: Classroom management in EFL setting is pivotal not only for maintaining order but also for fostering academic achievement and creating a positive learning environment.

Purpose: This study employs qualitative a case study approach to examine classroom management practices within English as a Foreign Language (EFL) setting, focusing specifically on eleventh grade at SMAN 2 Sigi.

Method: This qualitative case study collected data through semi-structured interviews with one EFL teacher and ten students, supplemented by document review, and data were analyzed using thematic analysis to identify key patterns in the data.

Results and Discussion: The study reveal that both the EFL teacher and students demonstrates a shared positive understanding of classroom management. The EFL teacher implemented comprehensive the aspects of classroom management based on Marzono’s theory (2005), including rules and procedures, discipline and consequences, positive EFL teacher-students relationships, and awareness and flexibility in responding to classroom dynamics, which enhanced students comfort, engagement, and motivation. However, barriers such as low basics skill in English, emotional instability, inadequate facilities and curriculum implementation, and disruptive behaviors persisted, aligning with Bronfenbrenner’s theory (2005) on external influences affecting learning outcomes. This study addresses a gap in understanding local implementation of Marzono’s theory and is further integration of Bronfenbrenner’s theory in Indonesia EFL contexts.

Conclusions and Implications: The implementation of classroom management in EFL setting, specifically in eleventh grade at SMAN 2 Sigi reveal that the EFL teacher applies classroom management in a structured, proactive, affective, and flexible, which enhances student engagement and positive classroom interactions. The findings emphasize the importance of the EFL teacher’s dedication, flexibility, and awareness in responding to the frequently changing classroom dynamics, while also providing a comprehensive understanding of classroom management practices, the integration of two theories, and the influence of social, cultural, and institutional factors on EFL learning.

Author Biographies

Siti Lailatuz Zahro, UIN Datokarama Palu, Indonesia

<strong>ABSTRAK</strong><strong>Latar Belakang: </strong>Manajemen kelas dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing sangat penting, tidak hanya untuk menjaga ketertiban, tetapi juga untuk meningkatkan prestasi akademik dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.<strong>Tujuan: </strong>Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif untuk meneliti praktik manajemen kelas dalam context EFL, dengan fokus pada siswa kelas sebelas di SMAN 2 Sigi.<strong>Metode: </strong>Studi kasus kulatitatif ini mengumpulkan data melalui wawancara semi-struktur dengan satu guru Bahasa Inggris dan sepuluh siswa, dilengkapi dengan tinjauan dokumen. Data dianalisis menggunakan analisis tematik untuk mengidentifikasi pola-pola utama dalam data.<strong>Hasil dan Pembahasan: </strong>Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru Bahasa Inggris dan siswa memiliki pemahaman positif yang sama mengenai manajemen kelas. Guru tersebut menerapkan aspek-aspek manajemen kelas secara komprehensif berdasarkan teori Marzono (2005), termasuk aturan dan prosedur, disiplin dan konsekuensi, hubungan positif antara guru dan siswa, serta kesadaran dan fleksibilitas dalam merespon dinamika kelas, yang meningkatkan kenyamanan, keterlibatan, dan motivasi siswa. Namun, hambatan seperti keterampilan bahasa Inggris yang rendah, ketidakstabilan emosi, fasilitas dan implementasi kurikulum yang kurang memadai, serta perilaku mengganggu masih terjadi, sesuai dengan teori Bronfrenbrenner (1979) mengenai pengaruh eksternal terhadap hasil belajar. Penelitian ini menutup celah pemahaman terkait implementasi teori Marzono secara local dan merupakan integrasi lebih lanjut dari teori Bronfrenbrenner dalam konteks Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing di Indonesia.<strong>Kesimpulan dan Implikasi: </strong>Implementasi manajemen kelas dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing, khususnya di kelas sebelas SMAN 2 Sigi menunjukkan bahwa guru menerapkan manajemen kelas secara terstruktur, proaktif, afektif, dan fleksibel, yang meningkatkan keterlibatan siswa serta interaksi positif dalam kelas.Temuan penelitian ini menekankan pentingnya dedikasi, fleksibilitas, dan kesadaran guru Bahasa Inggris dalam menghadapi dinamika kelas yang sering berubah, sekaligus memberikan pemahaman komprehensif mengenai praktik manajemen kelas, integrase dua teori, serta pengaruh faktor sosial, budaya, dan institusional terhadap pembelajaran bahasa Inggris.

Ruslin, UIN Datokarama Palu, Indonesia

<strong>ABSTRAK</strong><strong>Latar Belakang: </strong>Manajemen kelas dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing sangat penting, tidak hanya untuk menjaga ketertiban, tetapi juga untuk meningkatkan prestasi akademik dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.<strong>Tujuan: </strong>Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif untuk meneliti praktik manajemen kelas dalam context EFL, dengan fokus pada siswa kelas sebelas di SMAN 2 Sigi.<strong>Metode: </strong>Studi kasus kulatitatif ini mengumpulkan data melalui wawancara semi-struktur dengan satu guru Bahasa Inggris dan sepuluh siswa, dilengkapi dengan tinjauan dokumen. Data dianalisis menggunakan analisis tematik untuk mengidentifikasi pola-pola utama dalam data.<strong>Hasil dan Pembahasan: </strong>Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru Bahasa Inggris dan siswa memiliki pemahaman positif yang sama mengenai manajemen kelas. Guru tersebut menerapkan aspek-aspek manajemen kelas secara komprehensif berdasarkan teori Marzono (2005), termasuk aturan dan prosedur, disiplin dan konsekuensi, hubungan positif antara guru dan siswa, serta kesadaran dan fleksibilitas dalam merespon dinamika kelas, yang meningkatkan kenyamanan, keterlibatan, dan motivasi siswa. Namun, hambatan seperti keterampilan bahasa Inggris yang rendah, ketidakstabilan emosi, fasilitas dan implementasi kurikulum yang kurang memadai, serta perilaku mengganggu masih terjadi, sesuai dengan teori Bronfrenbrenner (1979) mengenai pengaruh eksternal terhadap hasil belajar. Penelitian ini menutup celah pemahaman terkait implementasi teori Marzono secara local dan merupakan integrasi lebih lanjut dari teori Bronfrenbrenner dalam konteks Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing di Indonesia.<strong>Kesimpulan dan Implikasi: </strong>Implementasi manajemen kelas dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing, khususnya di kelas sebelas SMAN 2 Sigi menunjukkan bahwa guru menerapkan manajemen kelas secara terstruktur, proaktif, afektif, dan fleksibel, yang meningkatkan keterlibatan siswa serta interaksi positif dalam kelas.Temuan penelitian ini menekankan pentingnya dedikasi, fleksibilitas, dan kesadaran guru Bahasa Inggris dalam menghadapi dinamika kelas yang sering berubah, sekaligus memberikan pemahaman komprehensif mengenai praktik manajemen kelas, integrase dua teori, serta pengaruh faktor sosial, budaya, dan institusional terhadap pembelajaran bahasa Inggris.

Hijrah Syam, UIN Datokarama Palu, Indonesia

<strong>ABSTRAK</strong><strong>Latar Belakang: </strong>Manajemen kelas dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing sangat penting, tidak hanya untuk menjaga ketertiban, tetapi juga untuk meningkatkan prestasi akademik dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.<strong>Tujuan: </strong>Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif untuk meneliti praktik manajemen kelas dalam context EFL, dengan fokus pada siswa kelas sebelas di SMAN 2 Sigi.<strong>Metode: </strong>Studi kasus kulatitatif ini mengumpulkan data melalui wawancara semi-struktur dengan satu guru Bahasa Inggris dan sepuluh siswa, dilengkapi dengan tinjauan dokumen. Data dianalisis menggunakan analisis tematik untuk mengidentifikasi pola-pola utama dalam data.<strong>Hasil dan Pembahasan: </strong>Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru Bahasa Inggris dan siswa memiliki pemahaman positif yang sama mengenai manajemen kelas. Guru tersebut menerapkan aspek-aspek manajemen kelas secara komprehensif berdasarkan teori Marzono (2005), termasuk aturan dan prosedur, disiplin dan konsekuensi, hubungan positif antara guru dan siswa, serta kesadaran dan fleksibilitas dalam merespon dinamika kelas, yang meningkatkan kenyamanan, keterlibatan, dan motivasi siswa. Namun, hambatan seperti keterampilan bahasa Inggris yang rendah, ketidakstabilan emosi, fasilitas dan implementasi kurikulum yang kurang memadai, serta perilaku mengganggu masih terjadi, sesuai dengan teori Bronfrenbrenner (1979) mengenai pengaruh eksternal terhadap hasil belajar. Penelitian ini menutup celah pemahaman terkait implementasi teori Marzono secara local dan merupakan integrasi lebih lanjut dari teori Bronfrenbrenner dalam konteks Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing di Indonesia.<strong>Kesimpulan dan Implikasi: </strong>Implementasi manajemen kelas dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing, khususnya di kelas sebelas SMAN 2 Sigi menunjukkan bahwa guru menerapkan manajemen kelas secara terstruktur, proaktif, afektif, dan fleksibel, yang meningkatkan keterlibatan siswa serta interaksi positif dalam kelas.Temuan penelitian ini menekankan pentingnya dedikasi, fleksibilitas, dan kesadaran guru Bahasa Inggris dalam menghadapi dinamika kelas yang sering berubah, sekaligus memberikan pemahaman komprehensif mengenai praktik manajemen kelas, integrase dua teori, serta pengaruh faktor sosial, budaya, dan institusional terhadap pembelajaran bahasa Inggris.

Nur Asmawati, UIN Datokarama Palu, Indonesia

<strong>ABSTRAK</strong><strong>Latar Belakang: </strong>Manajemen kelas dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing sangat penting, tidak hanya untuk menjaga ketertiban, tetapi juga untuk meningkatkan prestasi akademik dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.<strong>Tujuan: </strong>Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif untuk meneliti praktik manajemen kelas dalam context EFL, dengan fokus pada siswa kelas sebelas di SMAN 2 Sigi.<strong>Metode: </strong>Studi kasus kulatitatif ini mengumpulkan data melalui wawancara semi-struktur dengan satu guru Bahasa Inggris dan sepuluh siswa, dilengkapi dengan tinjauan dokumen. Data dianalisis menggunakan analisis tematik untuk mengidentifikasi pola-pola utama dalam data.<strong>Hasil dan Pembahasan: </strong>Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru Bahasa Inggris dan siswa memiliki pemahaman positif yang sama mengenai manajemen kelas. Guru tersebut menerapkan aspek-aspek manajemen kelas secara komprehensif berdasarkan teori Marzono (2005), termasuk aturan dan prosedur, disiplin dan konsekuensi, hubungan positif antara guru dan siswa, serta kesadaran dan fleksibilitas dalam merespon dinamika kelas, yang meningkatkan kenyamanan, keterlibatan, dan motivasi siswa. Namun, hambatan seperti keterampilan bahasa Inggris yang rendah, ketidakstabilan emosi, fasilitas dan implementasi kurikulum yang kurang memadai, serta perilaku mengganggu masih terjadi, sesuai dengan teori Bronfrenbrenner (1979) mengenai pengaruh eksternal terhadap hasil belajar. Penelitian ini menutup celah pemahaman terkait implementasi teori Marzono secara local dan merupakan integrasi lebih lanjut dari teori Bronfrenbrenner dalam konteks Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing di Indonesia.<strong>Kesimpulan dan Implikasi: </strong>Implementasi manajemen kelas dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing, khususnya di kelas sebelas SMAN 2 Sigi menunjukkan bahwa guru menerapkan manajemen kelas secara terstruktur, proaktif, afektif, dan fleksibel, yang meningkatkan keterlibatan siswa serta interaksi positif dalam kelas.Temuan penelitian ini menekankan pentingnya dedikasi, fleksibilitas, dan kesadaran guru Bahasa Inggris dalam menghadapi dinamika kelas yang sering berubah, sekaligus memberikan pemahaman komprehensif mengenai praktik manajemen kelas, integrase dua teori, serta pengaruh faktor sosial, budaya, dan institusional terhadap pembelajaran bahasa Inggris.

Moh. Aditya Erlangga, UIN Datokarama Palu, Indonesia

<strong>ABSTRAK</strong><strong>Latar Belakang: </strong>Manajemen kelas dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing sangat penting, tidak hanya untuk menjaga ketertiban, tetapi juga untuk meningkatkan prestasi akademik dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.<strong>Tujuan: </strong>Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif untuk meneliti praktik manajemen kelas dalam context EFL, dengan fokus pada siswa kelas sebelas di SMAN 2 Sigi.<strong>Metode: </strong>Studi kasus kulatitatif ini mengumpulkan data melalui wawancara semi-struktur dengan satu guru Bahasa Inggris dan sepuluh siswa, dilengkapi dengan tinjauan dokumen. Data dianalisis menggunakan analisis tematik untuk mengidentifikasi pola-pola utama dalam data.<strong>Hasil dan Pembahasan: </strong>Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru Bahasa Inggris dan siswa memiliki pemahaman positif yang sama mengenai manajemen kelas. Guru tersebut menerapkan aspek-aspek manajemen kelas secara komprehensif berdasarkan teori Marzono (2005), termasuk aturan dan prosedur, disiplin dan konsekuensi, hubungan positif antara guru dan siswa, serta kesadaran dan fleksibilitas dalam merespon dinamika kelas, yang meningkatkan kenyamanan, keterlibatan, dan motivasi siswa. Namun, hambatan seperti keterampilan bahasa Inggris yang rendah, ketidakstabilan emosi, fasilitas dan implementasi kurikulum yang kurang memadai, serta perilaku mengganggu masih terjadi, sesuai dengan teori Bronfrenbrenner (1979) mengenai pengaruh eksternal terhadap hasil belajar. Penelitian ini menutup celah pemahaman terkait implementasi teori Marzono secara local dan merupakan integrasi lebih lanjut dari teori Bronfrenbrenner dalam konteks Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing di Indonesia.<strong>Kesimpulan dan Implikasi: </strong>Implementasi manajemen kelas dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing, khususnya di kelas sebelas SMAN 2 Sigi menunjukkan bahwa guru menerapkan manajemen kelas secara terstruktur, proaktif, afektif, dan fleksibel, yang meningkatkan keterlibatan siswa serta interaksi positif dalam kelas.Temuan penelitian ini menekankan pentingnya dedikasi, fleksibilitas, dan kesadaran guru Bahasa Inggris dalam menghadapi dinamika kelas yang sering berubah, sekaligus memberikan pemahaman komprehensif mengenai praktik manajemen kelas, integrase dua teori, serta pengaruh faktor sosial, budaya, dan institusional terhadap pembelajaran bahasa Inggris.

References

[1] K. Muhammed and H. Ahmed, “Investigating EFL university teachers’ classroom management competency,” Humanit. J. Univ. Zakho, vol. 11, no. 3, pp. 705–713, 2023, doi: https://doi.org/10.26436/hjuoz.2023.11.3.1150

[2] C. Wiarsih, F. Aziez, and T. S. Utami, “Mengeksplorasi strategi manajemen kelas bahasa inggris di sekolah dasar inklusi,” Khazanah Pendidik., vol. 15, no. 1, pp. 74–83, 2021, doi: http://dx.doi.org/10.30595/jkp.v15i1.10359

[3] P. S. Mularsih, “EFL classroom management problems in an english course,” Proc. Ser. Soc. Sci. Humanit., vol. 12, pp. 282–288, 2023, doi: https://doi.org/10.30595/pssh.v12i.807

[4] H. D. and H. L. Brown, Teaching by Principles: An interactive approach to language pedagogy, 4 edition. United States of America: Pearson Education, Inc, 2015.

[5] T. Garrett, Effective classroom management: The essentials. Teachers College Press, 2014.

[6] G. Sakkir, S. Dollah, and J. Ahmad, “Characteristics of a Good Efl Teacher: Indonesian Efl Students Perspectives,” J. Nalar Pendidik., vol. 9, no. 1, pp. 52–59, 2021, doi: https://doi.org/10.26858/jnp.v9i1.20323

[7] A. S. N. Agung, “Current challenges in teaching English in least-developed region in Indonesia,” SOSHUM J. Sos. dan Hum., vol. 9, no. 3, pp. 266–271, 2019, doi: http://dx.doi.org/10.31940/soshum.v9i3.1317

[8] R. B. Jon, R. Embong, B. Purnama, and A. S. Wadi, “The challenges of English language teaching in Indonesia,” Int. J. English Appl. Linguist., vol. 1, no. 3, pp. 158–168, 2021, doi: http://dx.doi.org/10.47709/ijeal.v1i3.1157

[9] E. Debreli and I. Ishanova, “Foreign language classroom management: Types of student misbehaviour and strategies adapted by the teachers in handling disruptive behaviour,” Cogent Educ., vol. 6, no. 1, p. 1648629, 2019, doi: https://doi.org/10.1080/2331186X.2019.1648629

[10] S. Muluk, H. Habiburrahim, T. Zulfikar, S. Akmal, N. Nasriyanti, and M. S. Safrul, “Classroom management in efl speaking class: Strategies and challenges,” IJEE (Indonesian J. English Educ., vol. 1, no. 1, pp. 127–146, 2021, doi: http://dx.doi.org/10.15408/ijee.v1i1.20146

[11] E. A. Wijaya, D. A. E. Agustini, and L. D. S. Adnyani, “EFL Teacher’s Classroom Management Practices at an Inclusive School,” Indones. J. Disabil. Stud., vol. 7, no. 2, pp. 219–229, 2020, doi: https://doi.org/10.21776/ub.ijds.2020.007.02.10

[12] D. N. Ulfa and R. Afriazi, “An Investigation of Classroom Management Strategy (A Case Study of Tenth Grade English Teachers at SMAN 2 Kota Bengkulu),” J. English Educ. Teach., vol. 3, no. 2, pp. 156–170, 2019, doi: https://doi.org/10.33369/jeet.3.2.156-170

[13] E. H. Piyal and M. M. Hasan, “Exploring the Effects of EFL Classroom Management Strategies on Students’ Engagement and Academic Success: A Comprehensive Review,” J. English Lang. Teach. Linguist., vol. 10, no. 2, pp. 247–260, 2025, doi: http://dx.doi.org/10.21462/jeltl.v10i2.1570

[14] M. Hue and W. Li, Classroom management: Creating a positive learning environment, vol. 1. Hong Kong University Press, 2008.

[15] C. M. Evertson and C. S. Weinstein, Handbook of classroom management: Research, practice, and contemporary issues. Routledge, 2013.

[16] M. Morshedian, A. Ghanizadeh, and S. Mirzaee, “Smart Classroom Management: How Does It Influence EFL Learners’ Anxiety, Engagement, and Language Achievement.,” Mextesol J., vol. 47, no. 2, p. n2, 2023, doi: https://doi.org/10.61871/mj.v47n2-8

[17] N. Soleimani and A. Razmjoo, “Classroom Management Challenges: An Account of EFL Teachers at Private Language Institutes.,” Anatol. J. Educ., vol. 1, no. 1, pp. 51–69, 2016, doi: http://dx.doi.org/10.29333/aje.2016.114a

[18] E. Purwanti and G. Vania, “Classroom management: Applying appropriate strategies to enhance effective teaching,” J. Foreign Lang. Teach. Learn., vol. 6, no. 1, pp. 78–93, 2021, doi: https://doi.org/10.18196/ftl.v6i1.10638

[19] R. J. Marzano, A handbook for classroom management that works. Ascd, 2005.

[20] U. Bronfenbrenner, The Ecology of Human Development. United States of America: Harvard University Press, 1979.

[21] B. Yasin, F. Mustafa, and A. M. S. Bina, “Effective classroom management in English as a foreign language classroom,” Parol. J. Linguist. Educ., vol. 12, no. 1, pp. 91–102, 2022, doi: https://doi.org/10.14710/parole.v12i1.91-102

[22] P. Aspers and U. Corte, “What is qualitative in qualitative research,” Qual. Sociol., vol. 42, no. 2, pp. 139–160, 2019, doi: https://doi.org/10.1007/s11133-019-9413-7

[23] J. W. Creswell, Reserch Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, Fourth. United States of America: SAGE Publications, Inc, 2014.

[24] S. Campbell et al., “Purposive sampling: complex or simple? Research case examples,” J. Res. Nurs., vol. 25, no. 8, pp. 652–661, 2020, doi: https://doi.org/10.1177/1744987120927206

[25] F. Nyimbili and L. Nyimbili, “Types of purposive sampling techniques with their examples and application in qualitative research studies,” 2024, doi: https://doi.org/10.37745/bjmas.2022.0419

[26] J. W. and T. Creswell, Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. 2019.

[27] H. Morgan, “Conducting a qualitative document analysis,” Qual. Rep., vol. 27, no. 1, pp. 64–77, 2022, doi: https://doi.org/10.46743/2160-3715/2022.5044

[28] B. Flyvbjerg, “Five misunderstandings about case-study research,” Qual. Inq., vol. 12, no. 2, pp. 219–245, 2006, doi: https://doi.org/10.1177/1077800405284363

[29] D. Susanto and M. S. Jailani, “Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ilmiah,” QOSIM J. Pendidik. Sos. Hum., vol. 1, no. 1, pp. 53–61, 2023, doi: https://doi.org/10.61104/jq.v1i1.60

[30] A. Kaspul, U. M. Faruq, and S. Urip, “Exploring Efl Teachers’classroom Management: the Case of Indonesian Remote Secondary Schools,” J. Lang. Educ., vol. 6, no. 3 (23), pp. 22–35, 2020, doi: https://doi.org/10.17323/jle.2020.10549

Published

2025-08-13

How to Cite

Siti Lailatuz Zahro, Ruslin, Hijrah Syam, Nur Asmawati, & Moh. Aditya Erlangga. (2025). Integrating Marzano and Bronfenbrenner: A Dual-Perspective Study of EFL Classroom Management in Central Sulawesi. ELOQUENCE : Journal of Foreign Language, 4(2), 333–349. https://doi.org/10.58194/eloquence.v4i2.2990

Issue

Section

Articles