A, The ADAB TERHADAP ORANG TUA DAN DOSEN
ADAB
Keywords:
parents, lecturer, etiquetteAbstract
Akhlak yang baik adalah kata kunci keberhasilan dalam proses pendidikan. Setiap orang tidak akan mampu mengendalikan dirinya jika hanya bersandar pada pengetahuan yang dia miliki kecuali dibarengi dengan akhlak yang mulia. Oleh karena itu, setiap orang tua maupun guru dibebankan tanggung jawab untuk membina dan mendidik generasi penerus bangsa agar bisa tumbuh menjadi pemuda-pemudi yang tidak hanya kaya akan intelektual, melainkan juga memiliki akhlak, budi pekerti yang baik. Dengan melihat betapa pentingnya akhlaqul karimah ini dan pengaruh besarnya terhadap pedidikan generasi muda, penulis tertarik untuk menjadikan artikel ini sebagai salah satu jurnal yang sasarannya ditujukan kepada kalangan mahasiswa/i yang mana telah menyepelekan adab-adab kepada dosen-dosen mereka dikarenakan anggapan yang sudah menjadi sesuatu yang biasa di kalangan mahasiswa yakni anggapan mereka, jika sudah berstatus mahasiswa/i yang berarti sudah berada pada puncak tertinggi dalam proses pendidikan, tidak ada lagi peraturan dan adab yang perlu di terapkan, yang oleh karenanya muncullah sikap abai alias semena-mena kepada dosen, selaku pengajar mereka. Padahal yang namanya guru, walaupun dia hanya mengajarkan kita satu huruf pun, selama nya dia akan tetap menjadi guru kita.
Dalam artikel ini, terdapat Naqdu Sanad dan Naqdu Matan, dimana keduanya merupakan dua poin yang pentingketika kita mau mengambil suatu hadis untuk dijadikan Hujjah. sebelum hadis itu diamalkan, terlebih dahulu kita harus meneliti hadis tersebut apakah kualitasnya shahih, hasan, atau dhaif. Adapun urutan kajian Naqdu Sanad meliputi kegiatan Takhrij Al-Hadis, penelusuran biografi dan spesifikasi diri para periwayat hadis (Rijal Al-Hadis) hingga integritas pribadi dan kapasitas intelektual mereka (Jarh Wa Ta’dil). Sedangkan untuk kajian Naqdu Matannya meliputi penelusuran tentang ada tidaknya hal-hal yang bertentangan dengan dalil naqly maupun dalil aqly dalam matan hadis tersebut. Setelah kedua langkah tersebut dilakukan, selanjutnya dapat disimpulkan apakah hadis tersebut bisa dijadikan hujjah untuk diamalkan atau tidak.
References
M. Agus Solahudin dan Agus Suryadi, Ulumul Hadis (Bandung: Pustaka Setia, 2009)
M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi,
Mahmud ath-Thahhan, Ushulut Takhrij wa Dirasatul Asanid, (Riyadh : Maktabatul Ma'arif, 2010),
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Gina Hasan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.