Ulumul Hadis (ASPEK ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI)

Abstract

Hadis merupakan sumber kedua untuk menyelami ajaran Islam, baik dari segi syariat, historis, maupun akidah. Relasi yang dilahirkan oleh kedua sumber dalil tersebut ialah melahirkan sebuah inspirasi yang tidak ada habisnya sehingga kesinambungannya masih kita dapatkan hingga saat ini.

Setelah Rasullah Saw wafat, kaum muslimin merasa perlu menjaga kesinambungan wahyu dan kesuciannya. Mereka menghimpun dengan mengerahkan segala hafalan mereka semaksimal mungkin untuk dikumpulkan. Agar hadis-hadis Nabi tidak hilang termakan oleh zaman dan mendapatkan perlindungan dan pemeliharaannya.

   Pada perkembangannya ilmu hadis semakin berkembang, kaidah-kaidah dalam ilmu hadis kemudian semakin luas cakupannya, para ulama mulai kembali mengembangkan kaidah-kaidah hadis tersebut, agar terjaga keutuhan maknanya, pada akhirnya kaidah-kaidah hadis tersebut berkembang menjadi ilmu-ilmu hadis yang masing-masing memiliki komplesitasnya, hingga masing-masing kaidah tersebut yang pada akhirnya menjadi satu disiplin ilmu pengetahuan tentang hadis yang berdiri sendiri.

   Sejak terkumpulnya atau diramunya ilmu-ilmu hadis yang terpisah-pisah tersebut disatukan menjadi satu, maka berdirilah satu disiplin keilmuan mandiri yang baru, disebut dengan Ulumul Hadis. Ulumul hadis disiplin keilmuan yang di dalamnya terdiri dari ilmu-ilmu yang kompleks terkait hadis.