Tradisi Molyobui: Simbol Kedewasaan dan Identitas Budaya Masyarakat Desa Bukamog, Kabupaten Buol

Authors

  • Novitasari A. Saleh IAIN Sultan Amai Gorontalo
  • Muh. Rusli IAIN Sultan Amai Gorontalo
  • Andi Oktami Dewi Artha Ayu Purnama IAIN Sultan Amai Gorontalo

Keywords:

Tradisi, Molyobui, Remaja, Budaya Lokal, Identitas Sosial

Abstract

Tradisi Molyobui merupakan salah satu ritual adat masyarakat Desa Bukamog, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, yang menandai masa peralihan seorang anak perempuan menuju usia remaja. Tradisi ini sarat dengan makna simbolis yang mencerminkan nilai religius, sosial, dan budaya masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan prosesi Molyobui dan makna simbolik yang terkandung di dalamnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif jenis dekskriptif dengan pendekatan antropologi yang berusaha menungkapkan informasi yang lengkap dan mendalam mengenai Tradisi Molyobui (Memasuki Usia Remaja) pada masyarakat. Informan dalam penelitian ini adalah remaja, dukun anak, dan orang tua di Desa Bukamog, Kabupaten Buol. Data diperoleh melalui wawancara, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosesi Molyobui tidak hanya berfungsi sebagai ritual penyucian dan tanda kedewasaan, tetapi juga sebagai sarana pembentukan karakter dan identitas budaya remaja perempuan di Desa Bukamog. Dalam proses pelaksanaan Tradisi Molyobui dipimpin oleh dukun anak yang sudah ditentukan sebelumnya. Penentuan dukun anak sebelumnya adalah bahwa remaja yang sudah baligh harus di mandikan oleh dukun anak atau mengikuti prosesi Molyobui. Pelaksanaan tradisi ini dimulai dari proses mandi di sumur atau di sungai kemudian setelah itu kembali ke rumah dilanjutkan dengan berganti pakaian adat serta berhias kemudian dilanjutkan prosesi Nari. Nari yang di maksud adalah menari atau tarian Molyobui yang termasuk dalam prosesi memasuki usia remaja.

Downloads

Published

2024-12-31