Pemikiran Pemikiran Kaum Orientalis Terhadap Nabi Muhammad Saw (Analisis Kritis Mahasiswa Jurusan Ilmu AL-Qur’an dan Tafsir IAIN Sultan Amai Gorontalo)
Pemikiran Kaum Orientalis Terhadap Nabi Muhammad Saw (Analisis Kritis Mahasiswa Jurusan Ilmu AL-Qur’an dan Tafsir IAIN Sultan Amai Gorontalo)
Keywords:
Pemikiran, Orientalis, Nabi Muhammad, MahasiswaAbstract
Orientalisme adalah cabang studi Islam yang didirikan di negara-negara Barat yang mengkaji banyak aspek Timur seperti bahasa, etika, peradaban, dan agama. Penulis melakukan penelitian dengan jenis penelitian kualitatif yang bersumber dari library research dimana sumber-sumber data tersebut di dapatkan dari literatur berbagai artikel jurnal terkait, setelah itu penulis juga menjadikan para mahasiswa jurusan ilmu Al-Qur’an dan tafsir semester tiga di Institut Agama Islam negeri Sultan Amai Gorontalo, sebagai sumber dalam penelitian ini untuk melihat pandangan mereka terkait tuduhan dan kritik kaum orientalis terhadap Nabi Muhammad Saw., dan bagaimana bantahan mereka terkait hal tersebut. Tujuan penelitian ini menganalisis berbagai kritik dan pandangan para kaum orientalis terhadap Nabi Muhammad Saw. Dengan hasil temuan beberapa tokoh orientalis yang memandang dan mengkritik Nabi Muhammad yakni Theodor Noldeke menyoroti aspek kemampuan membaca dan menulis Nabi Muhammad, dengan menafsirkan istilah "ummi" sebagai lawan dari ahli kitab, bukan sebagai ketidakmampuan membaca dan menulis. Kemudian Sir William Muir, sering memandang Nabi Muhammad dengan penuh bias dan keangkuhan. Seorang tokoh orientalis Montgomery Watt juga mengritik Islam dan juga Nabi Muhammad dari berbagai sisi. Menurut Watt, pada awal hidupnya Muhammad muda sangat dipengaruhi oleh pemikiran Waraqah bin Naufal, seorang rahib Nasrani. Kemudian mahasiswa sebagai narasumber wawancara, mereka sepakat dan menilai bahwa kritikan dan tuduhan para kaum orientalis terhadap Nabi Muhammad SAW. tersebut tidaklah benar, karena kaum orientalis ini menyatakan kritikan-kritikan tersebut tanpa berdasarkan iman, ilmu pengetahuan lain yang mendukung kesimpulan mereka, dan memang beberapa tujuan yang didasari karena mencari kesalahan juga merusak keyakinan kaum Muslim. Para narasumber membantah dan mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW, benar-benar seorang utusan Allah yang diberikan kemukjizatan dalam menyampaikan Al-Qur’an dan kemuliaan dalam menyampaikan hadis.