https://ejournal.iaingorontalo.ac.id/index.php/philosophy/issue/feed Philosophy and Local Wisdom Journal (Pillow) 2024-07-03T23:13:08+08:00 Arfan Nusi jurnalpillow@gmail.com Open Journal Systems <p><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Jurnal Filsafat dan Kearifan Lokal merupakan jurnal ilmiah yang berfokus pada penerbitan hasil penelitian di bidang filsafat dan kearifan lokal serta pemikiran Islam. Jurnal ini terbit secara berkala dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Jurnal ini terbuka untuk peneliti, praktisi, dan pemerhati keagamaan, kemanusiaan, dan budaya. Jurnal ini dikelola dan diterbitkan oleh Departemen Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo. Semua artikel akan ditelaah oleh para ahli sebelum diterima untuk diterbitkan. Setiap penulis bertanggung jawab penuh atas isi artikel yang diterbitkan.</span></span></p> https://ejournal.iaingorontalo.ac.id/index.php/philosophy/article/view/965 PERILAKU BEGAL ORDER DRIVER MAXIM DI KOTA PALEMBANG: KAJIAN ETIKA RELIGIUS 2023-08-24T05:04:35+08:00 Muhamad Rizki rizkimuhamad.1801@gmail.com Syefriyeni syefriyeni_uin@radenfatah.ac.id Rahmat Hidayat rahmathidayat@radenfatah.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tinjauan etika religius terhadap perilaku begal order driver Maxim di Kota Palembang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitian ini adalah studi kasus. Ini adalah penelitian lapangan di mana data dikumpulkan dari sejumlah informan yaitu pelaku begal order. Metode analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perilaku begal order driver Maxim di Kota Palembang yang dikaji dari etika religius hasilnya adalah perbuatan tersebut dikategorikan buruk, karena dari kelima konsep kebaikan yang diajukan yang meliputi: kesederhanaan, intelegensi, keberanian, kedermawanan dan kejujuran, tidak ada satu pun yang relevan dengan perilaku begal order.</p> 2024-07-03T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Philosophy and Local Wisdom Journal (Pillow) https://ejournal.iaingorontalo.ac.id/index.php/philosophy/article/view/1070 ANALISIS ESSAY ALEXANDER TREIGER TENTANG ASAL USUL KALAM 2023-11-14T03:03:03+08:00 Hardiansyah Pakaya hardiansyahpakaya012@gmail.com <p><span style="font-weight: 400;">Artikel ini adalah hasil review dari buku pegangan Oxford online yang ditulis oleh Sabine Schmidtke dalam analisis Alexander Treiger. Dalam rentetan analisis yang dilakukan oleh penulis, penulis mendapati&nbsp; tiga bagian yang dipetakkan oleh Treiger. Bagian pertama adalah perdebatan tentang asal-usul kalam yang terjadi antara islam dan kristen pada masa kuno akhir. Mengikuti Michael Cook dan Jack Tannous, artikel ini berargumen bahwa argumentasi gaya kalam yang&nbsp; berawal dari perdebatan kristologis dan kemudian diserap ke dalam praktik muslim melalui perantaraan kristen arab di suriah dan irak. Bagian kedua yang coba di analisis oleh penulis adalah, pembahasan tentang asal-usul qadar (kehendak bebas manusia versus taqdir ilahi).&nbsp; Akhirnya, pada bagian ketiga, penulis mendapati gagasan tiga teks muslim tentang qadar, yang secara keliru dikaitkan dengan Hasan bin Muhammad bin al-Hanafiyyah, Umar bin Abdul Aziz, dan Hasan al-Basri.</span></p> 2024-07-03T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Philosophy and Local Wisdom Journal (Pillow) https://ejournal.iaingorontalo.ac.id/index.php/philosophy/article/view/304 RITUAL DAYANGO DI TENGAH MODERNISASI PERTANIAN 2022-12-06T06:22:00+08:00 Momy Hunowu momyhunowu@iaingorontalo.ac.id Hatim Badu Pakuna hatimpakuna@gmail.com <p>Tulisan ini bertujuan Penelitian untuk menggambarkan kearifan lokal yang semakin melemah dan penerapan teknologi pertanian semakin diandalkan pada pertanian jagung Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa Kesejahteraan petani yang diharapkan dengan adanya program agropolitan jagung hanya dinikmati kalangan petani kaya dan berlahan luas (farmer). Sementara petani berlahan sempit, petani penggarap dan buruh tani (peasant) tidak beranjak dari kondisi miskin. Petani semakin bertambah miskin ketika mereka ikut menerapkan teknologi pertanian yang berbayar mahal itu. Hasil panen melimpah tetapi terkuras untuk membayar teknologi. Agar tetap bisa bertahan hidup, sebagian memilih menjadi petani penggarap, buruh tani sebagian bertani apa adanya dengan tidak meninggalkan warisan leluhur; menggelar ritual dayango. Tulisan ini menyimpulkan bahwa ritual <em>dayango</em> yang ramah lingkungan semakin terdesak oleh modernisasi pertanian.</p> 2024-07-03T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Philosophy and Local Wisdom Journal (Pillow) https://ejournal.iaingorontalo.ac.id/index.php/philosophy/article/view/306 SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA’S RATIONAL THEOLOGY AS A CRITIQUE OF THE CRISIS OF KALAM DISCOURSE IN INDONESIA 2022-12-06T07:50:20+08:00 Zulkifli Lamujuni Kifli zulkiflilamujuni@gmail.com Shofiyullah Muzzammil shofiyullah.mz@uin-suka.ac.id <p>Contemporary and modern kalam in Indonesia have received less scientific attention from Muslim intellectuals. The importance of this research is because Sutan Takdir Alisjahbana's rational theology was born as a social and cultural critique of Indonesian society which tends to be irrational. The majority of Muslims in Indonesia have not maximized the use of reason in solving social problems. The purpose of this research is to find out how Sutan Takdir Alisjahbana's Rational Theological thoughts form, this includes the implications of Sutan Takdir Alisjahbana's thoughts on contemporary and modern Islamic studies in Indonesia. Specifically, this research wants to answer why Sutan Takdir Alisjahbana's thought is called Rational Theology. Research classified as qualitative research, the method used is constructive-analysis. The results of the research provide a new perspective regarding the development of theology in Indonesia. This study found that Sutan Takdir Alisjahbana's rational way of thinking was influenced by the western philosophical thinking tradition. Sutan Takdir Alisjahbana's rational theological thinking is closely related to the culture of society. Because in his view, humans with their minds are able to create culture. This created culture then influences the way humans relate to God. The most important finding in this study is that Sutan Takdir Alisjahbana's cultural thinking is a solution to the crisis of modern and contemporary Islamic thought in Indonesia.</p> 2024-07-03T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Philosophy and Local Wisdom Journal (Pillow) https://ejournal.iaingorontalo.ac.id/index.php/philosophy/article/view/1696 MAKNA SIMBOLIK TRADISI SONGKOLUA 2024-07-03T22:02:51+08:00 Regina Saputri Utia rsaputriutia24@gmail.com Muh. Rusli muhammadruslii@yahoo.com Kamaruddin Mustamin kamaruddinmustamin@gmail.com <p>Penelitian ini mengangkat dua masalah: 1) Proses pelaksanaan tradisi Songkolua di Desa Bintauna Pantai Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. 2) Makna simbolik yang terdapat pada tradisi Songkolua di Desa Bintauna Pantai Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi serta menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi tekhnik sebagai metode keabsahan data. Sedangkan Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah&nbsp; teori tafsir kebudayaan yang dikemukakan oleh Clifford James Geertz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Songkolua adalah benda-benda seperti pakaian, kain batik, mukena, sarung, kopiah, dan sajadah milik orang yang meninggal dunia yang diatur diatas tempat tidur atau kasur pada saat selesai pemakaman. (2) Pelaksanaan tradisi Songkolua meliputi pengaturan Songkolua, pemakaian puyango, persiapan doa tahlilan dan paili, khataman Al-Qur’an,acara doa tujuh hari, dan pemberian Songkolua kepada pemandi jenazah. Dalam tradisi Songkolua terdapat beberapa simbol yang mengandung berbagai makna didalamnya. (a) semua benda-benda milik orang yang telah meninggal (Songkolua) yang diberikan kepada orang yang memandikan jenazah memiliki makna agar arwah orang yang telah meninggal tersebut tidak dalam kondisi tidak berpakaian/telanjang, (b) pemakaian puyango dimaknai sebagai simbol sedang berduka, (c) persiapan tahlilan dan paili dimaknai agar arwah orang meninggal tidak kelaparan dialam kuburnya, (d) pipio kain putih dimaknai bahwa arwah orang meninggal sudah keluar dari rumah dengan membawa semua penyakit, (e) pakaian dan makanan bermakna sedekah yang pahalanya sampai pada si mayit.</p> 2024-07-03T00:00:00+08:00 Copyright (c) 2024 Philosophy and Local Wisdom Journal (Pillow)